Cerita dibalik Album Sheila on 7 "Musim Yang Baik"

Cerita dibalik Album Sheila on 7 "Musim Yang Baik" - Hallo sahabat FACEBLOGGER, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita dibalik Album Sheila on 7 "Musim Yang Baik", kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Informasi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita dibalik Album Sheila on 7 "Musim Yang Baik"
link : Cerita dibalik Album Sheila on 7 "Musim Yang Baik"

Baca juga


Cerita dibalik Album Sheila on 7 "Musim Yang Baik"


Cerita dibalik Album Sheila on 7 "Musim Yang Baik"


Pada postingan kali ini bronanda akan sharing nih mengenai cerita dibalik Album terbaru Sheila on 7 "Musim Yang Baik", langsung aja disimak.


Sheila On 7 akhirnya merilis album terakhir mereka di bawah bendera Sony Music Indonesia. Sebuah album yang mengakhiri perjalanan panjang delapan album bersama salah satu label rekaman paling besar di Indonesia. Tentu anak-anak Sheila sudah kenyang dengan pengalaman 16 tahun di industri musik Indonesia. Semua pernah mereka rasakan. Mulai dari album yang laris tak berkesudahan, pergantian personel, melewati masa subur pembajakan lagu, rezeki sesaat dari Ring Back Tone, dan hal lain yang pernah melanda industri musik dalam kurun waktu dua dekade terakhir. Saat jumpa pers peluncuran album yang diberi judul "Musim yang Baik" ini, Duta yang mewakili teman-teman bandnya mengatakan bahwa mereka sudah puas bereksperimen dengan musik di album-album sebelumnya. Oleh karena itu, album yang dirilis pada Rabu, 10 Desember 2014, itu dikonsep lebih sederhana. "Kami sudah maksimalkan (eksperimen) digital sampai di album 'Berlayar'. Sampai pada akhirnya kita jenuh. Kreativitas kita dipicu ke arah lain. Gimana memasukan musik hanya pada main track. Kita juga enggak egois, kalau kita enggak bisa memainkan musik kita di live ya enggak kita masukin di album," terang Duta. Jika album sebelumnya Eross berusaha memasukkan suara dua gitar meski tanpa Sakti, kini dia lebih menonjolkan suara satu gitar saja. Hal ini membuat musik Sheila kali ini terdengar sederhana namun matang. Mereka membuat musik yang bisa dipertanggungjawabkan di hadapan penggemarnya langsung dalam konser.






Inilah Album Ke-8 SHEILA ON 7 "MUSIM YANG BAIK"  






1. "Selamat Datang" 
Sesuai judulnya, lagu ini dipilih menjadi lagu pembuka. Suara bass Adam sangat terasa di lagu ini. Sangat dinamis dan vulgar. Senada dengan suara gitar Eross yang terdengar natural tanpa efek berlebih. Suara siulan dan harmonika mengisi part-part tanpa lirik. Di bagian harmonika dan siulan, seolah lagu ini adalah lagu folk, tetapi itu semua berubah saat suara Duta kembali datang. Dari segi lirik, lagu ini sangat bermakna positif. Penggalan lirik "Ini lagumu, yang ku tuliskan untuk temani di manapun kau Tetap semangat," seolah sengaja dibuat agar lagu pembuka ini mampu duduk disamping para pendengar untuk memberi rasa optimis, bukan menggurui. Bagian coda yang diisi dengan lirik bahasa Inggris, "For all the times, And all the bad times, I'll follow you with this song." 

2. "Satu Langkah" 
Masuk ke track ke-dua, tempo semakin meningkat.Gumam suara Duta di awal lagu sangat catchy terndengar. Tidak ada eksplorasi musik berlebih dalam lagu ini, benar-benar terdengar "four-piece". Memaksimalkan alat musik dari tiap-tiap personel. Dalam lagu ini juga terdengar upaya penyederhanaan Eross dalam pengisian gitar. Jika di album-album sebelumnya terdengar suara dua gitar yang "penuh", pada lagu ini jelas terdengar hanya satu track gitar. Lirik lagu ini bertemakan cinta, dengan satu kalimat bahasa Inggris sebagai klimaks lagu, "When I say 'I Love You', please baby say you love me too." 

3. "Buka Mata Buka Telinga" 
Lagu ini terdengar berbeda dari lagu-lagu Sheila On 7 lainnya. Ketukan drum yang stagnan dengan iringan electone plus bass yang terus bergerak dinamis akan membuat badan Anda sedikit bergoyang. Di akhir lagu, Eross mengisi bagian pembuka bridge dengan solo gitarnya yang khas. Bernuansa blues rock dalam tempo sedang. Tidak lama Eross mengisi bagian melodi itu, suara Duta mengisi dan lagu kembali seperti semula dengan segala kedinamisannya. "Buka Mata Buka Telinga" diciptakan oleh Duta, liriknya seolah berisi ajakan untuk merefleksikan peran kita dalam kehidupan. Sekaligus meyakinkan selalu ada alasan kita diciptakan. 

4. "Canggung" 
Lagu ini diciptakan oleh Eross, terdengar sangat catchy. Pelan, sangat pop, dan menghadirkan reffrain khas Sheila On 7. Terdapat sedikit sentuhan suara brass section di pembuka dan sela-sela lagu ini. Tapi dalam porsi yang minim dan sangat tepat. Musik yang sederhana dalam lagu ini justru membuatnya semakin easy listening, dan menjadi kandidat kuat sebagai lagu hit di album ini. "Canggung" menceritakan bagaimana canggungnya diri saat bertemu pujaan hati. Lirik yang dipilih sangat sederhana, "Menyapamu di keramaian, bersikap semua terkendalikan, atur nafas atur irama, dan memberimu sedikit senyuman." Penggalan lirik itu seolah mengingatkan saat-saat dimabuk asmara saat remaja. Sekaligus pembuktian bahwa anak-anak Sheila On 7 tetap bisa membuat lagu yang relevan untuk para remaja saat ini, meski usia Eross Cs sudah tidak remaja lagi. 


5. "My Lovely" 


Meski lagu ini memakai judul bahasa Inggris, isinya tetap berbahasa Indonesia. Dibuka dengan sedikit riff dari Eross. Lirik lagu ciptaan Adam ini mengingatkan pada lagu "Lihat Dengar Rasakan" dari album "Kisah Klasik Untuk Masa Depan" yang juga diciptakan Adam. Tema yang dipilih Adam seolah tentang nurani dalam merasakan apa yang dirasakan orang lain. Orang lain yang sedang mengalami kepedihan. 



6. "Beruntungnya Aku" 

 Permainan gitar Eross di awal lagu seolah mengingatkan permainan gitar Richie Sambora di lagu "Wanted Dead or Alive". Meski hanya sekilas, petikan gitarnya sangat tipikal. Selebihnya, musik pada lagu ini seperti lagu sebelumnya, benar-benar mengeksplorasi instrumen dari masing-masing personel. Kalau pun ada tambahan, hanya sekedar suara electone. Lirik lagu ini seperti lagu Duta sebelumnya, seolah sebagai lagu hasil refleksi sang vokalis. Simak penggalan berikut, "Mengenal dirimu, menjalani denganmu, saat marah aku lupa semua kelebihanmu," kalimat pada bridge itu seolah menggambarkan penyesalan seseoran setelah dibakar amarah. "Akan kubawa cermin ini, kalau perlu sampai mati, agar aku tak lagi lupa slalu mensyukuri hari ini," kalimat pada bridge verse 2 itu seolah menjadi titik puncak refleksi yang menyesali amarah yang terjadi, yang diceritakan di awal lagu. 


7. "Lapang Dada" 

Lagu ini dipilih menjadi singel pertama album "Musim yang Baik". Sangat cathy dan mudah diingat. Terutama pada bagian reff. Lagu yang mengajak pendengarnya untuk bisa 'move on' dan menjalani apa yang telah terjadi dengan perasaan ikhlas dan tentu berlapang dada. Eross mengaku terinspirasi dari sosok ayahnya dalam menggarap lagu ini. "Terinspirasi dari ayah saya yang meninggal tahun 2000. Saya semakin merasa kehilangan ayah saya setelah punya anak. Semakin saya dekat dengan anak, semakin saya terpikirkan ayah saya. Masih banyak yang belum tersampaikan antara saya dan ayah saya. Mungkin dia kurang bisa berkomunikasi dengan anaknya. Jadi, inti lagu itu yang sudah, sudah (biarkan berlalu)," kata Eross menjelaskan lagu ini. 


8. "Belum" 

Sekilas dengar, awal lagu ini mengingatkan pada lagu "Kamus Hidupku" yang terdapat dalam album "Berlayar" milik Sheila On 7. Lagu ciptaan Duta ini bercerita tentang nasib yang buruk. Kesialan kadang terjadi berurutan. Dalam lagu ini diceritakan, penolakan yang terjadi dari orang yang telah kita cintai, padahal kita sudah berupaya semaksimal mungkin. Kesialan belum usai, perut mual dan motor mogok menambah derita. Duta tampak berupaya menceritakan kesialan dan patah hati lewat cara yang berbeda. Bukan dengan lirik yang sangat tersurat dengan bahasa yang terdengar begitu melankolis. 


 9. "Musim yang Baik" 

Judul lagu ciptaan Eross ini juga menjadi judul album. Lirik yang positif dipadu musik yang asik dengan tempo cepat, seolah sangat tepat menggambarkan musim yang baik. Lagu ini seolah menumbuhkan fantasi atas sebuah rumah sederhana yang memiliki kebun luas. Kebun yang ditanam berbagai rupa sayur dan buah-buahan. Musik up-beat pada bagian reff lagu ini seolah menjadi latar musik seorang petani yang membuka pintu rumahnya dan melihat apa yang ditanamnya sudah bisa dipanen. Duta sempat menjabarkan bahwa "Musim yang Baik" bermakna pada usaha keras kita yang terkadang tidak berbuah tepat pada waktu yang kita inginkan. Tetapi, semua akan indah pada waktunya, pada "musim yang baik". "Kita kadang merasa sudah menanam dengan benar, itu pun tidak menjamin bisa menuai hasil di saat yang kita mau. Mudah-mudahan ini saat yang baik bagi Sheila On 7 untuk mengeluarkan album (menuai)," terang Duta. 


 10."Sampai Jumpa" 

 Jika salam pembuka album ini "selamat Datang", maka salam perpisahan lagu ini adalah "Sampai Jumpa". Lagu ini memiliki makna yang beragam. Selain sebagai lagu penutup, makna "Sampai Jumpa" juga bisa dimaknai sebagai salam perpisahan Sheila On 7 dengan Sony Music Indonesia. Label yang telah menjadi rumah band asal Yogyakarta ini selama 16 tahun. Suara iringan gitar akustik dari Eross didampingi gesekan violin menambah kuat kesan perpisahan. Ini bukan lagu pertama dari Sheila On 7 yang menyiraktan perpisahan. Sebelumnya, sudah ada "Sebuah Kisah Klasik" dari album "Kisah Klasik untuk Masa Depan" dan lagu "Waktu yang Tepat untuk Berpisah" dari album "07 Des". "Selamat jalan, selamat jalan teman, selamat jalan sampai jumpa," pekik Duta dalam bridge lagu ini.

Sekian dulu ya postingan bronanda kali ini, sampai jumpa di postingan berikutnya. 





Demikianlah Artikel Cerita dibalik Album Sheila on 7 "Musim Yang Baik"

Sekianlah artikel Cerita dibalik Album Sheila on 7 "Musim Yang Baik" kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Cerita dibalik Album Sheila on 7 "Musim Yang Baik" dengan alamat link https://robby-novianto.blogspot.com/2015/10/cerita-dibalik-album-sheila-on-7-yang.html

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »